Sosok Fatimah binti Maimun bin Hibatallah

         Seorang perempuan muslim. Datang ke pulau Jawa dan mendaratkan kapal dagangnya di desa Leran, sebelah barat kota Gresik, kalau sekarang masuk wilayah kecamatan Manyar. Di Leran di temukan situs berupa batu nisan yang merupakan bukti prasasti arkeologis, di batu nisan tersebut bertuliskan :
- Bismillahirrahmanirrahim, kullu man
- Alaiha Fanin wayabqa wajhu rabbika dzul jala
- Li wal ikram. Hadza qabru syahidah
- Fatimah binti maimun bin hibatallah tuwuffiyat
- Fi yaumi al jum’ah….min rajab
- Wa fii sanatin khomsatin wa tis’ina wa arba’i mi’ atin ila rahmati (sebagian orang membaca kata “ wa tis’ina “ dengan bacaan “ wa sab’ina “)
- Allah…..shodaqallah al adzim wa rasulihi al karim.
Artinya dalam bahasa Indonesia :
- Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang setiap orang.
- Adalah fana atau hancur, hanya wajah Allah sajalah yang kekal
- Dia maha agung lagi maha mulia. Ini adalah kubur seorang pemimpin wanita
- Fatimah binti Maimun bin Hibatallah. Dia meninggal
- Pada hari jum’at…..bulan Rajab
- Tahun 495 H (sebagian membaca 475 H). Dia kembali ke rahmat
- Allah….memang benar Allah yang maha agung dan rasulnya yang maha mulia.
         
Pemimpin perempuan muslim, pada tahun 475 Hijriyah, atau bertepatan dengan angka tahun masehi 1082 Masehi, demikian pula ada pendapat yang mengatakan 495 Hijriyah, atau bertepatan dengan angka tahun 1102 Masehi. Dilihat dari angka tahun yang tertulis dari batu nisan, bahwa perjuangan yang dilakukan oleh Fatimah binti maimun dalam proses Islamisasi pulau Jawa pada umumnya, untuk daerah pesisir Gresik pada khususnya, yang memasuki waktu bertepatan dengan kekuasaan raja Hindu yang bernama Airlangga, dan suasana masyarakat Jawa pada umumnya menganut peradaban patriarki, secara tidak langsung apa-apa yang di lakukan oleh Fatimah binti maimun dalam memperjuangkan proses Islamisasi kurang mendapat respons dan pengawasan oleh penguasa kerajaan Mataram Hindu pada waktu itu. Akan tetapi di sisi lain bahwa Fatimah binti Maimun telah membuka hubungan dagang dari Cina, India, dan Timur Tengah.
         Sebuah mangkuk keramik. Banyak terdapat berserakan, ada yang tertimbun tanah dan juga juga yang timbul diatas tanah. Menurut hasil survey lapangan di desa Leran dusun Pesucinan. Penulis diantar oleh salah satu perangkat desa Leran, lantas dia pun bercerita, bahwa disini (Leran), memang merupakan kota kuno yang telah hilang bahkan dia menunjukkan keramik-keramik kuno yang berbentuk mangkuk.Kalau dilihat dan diamati dengan seksama dan teliti, bahwa yang sekarang ini desa Leran merupakan sebuah kota kuno yang sudah tersentuh oleh peradaban-peradaban Islam melalui proses dagang yang berskala internasional saling menguntungkan.
        Demikian juga dengan berita yang di buat oleh tim penelitian arkeologi nomer 48, judulnya “laporan penelitian arkeologi di situs pesucinan kecamatan Manyar (1994-1996)“. Disitu ditemukan sebuah mangkuk keramik abad ke 10 – 11 masehi yang di temukan berdasarkan hasil penggalian dan eskavasi di dusun pesucinan desa Leran Manyar Gresik.
Di salah satu pulau nusantara, Jawa pada zaman itu sudah terjadi interaksi sosial yang bersifat global, dan bahwa juga masyarakat Gresik telah mengenal pedagang-pedagang Islam yang bersifat penuh sopan santun dan akhlaq yang mulia. Sehingga menimbulkan rasa simpati dari penduduk sekitar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bundaran GKB Gresik

Bupati Pertama Gresik

WEP ( Wahana Expresi Pusponegoro ) alias Telogo Dendo