Arak – Arakan Pengantin Versi Kelurahan Kroman dan Lumpur Gresik
Arak – Arakan Pengantin sebuah istilah yang sering kita dengar di telinga kita karena hampir di setiap daerah memiliki cara sendiri untuk melakukannya. Kali ini esson pingin cerito salah satu tradisi arak – arakan yang ada di Gresik tepatnya di kelurahan Kroman dan Lumpur. Ngene Rek ceritone, di kelurahan Kroman dan Lumpur mempunyai tradisi arak – arakan manten sing unik. Model arak – arakannya yaitu berisi penampilan pencak silat macan. Yang unik dari pencak silat ini adalah pemain pencak silat ini memakai topeng macan dan ada yang memakai topeng kera bahkan godoruwo.
Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang berusia ratusan tahun. “Pertama kali dikenalkan dan dilestarikan Mbah Sindujoyo. Pada dasarnya tradisi pencak macan secara filosofisnya mempunyai arti sebagai pengingat tentang lika-liku serta konflik perjalanan yang akan dihadapi pasangan pengantin sebagai suami istri dalam menjalani bahterah rumah tangga.
Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang berusia ratusan tahun. “Pertama kali dikenalkan dan dilestarikan Mbah Sindujoyo. Pada dasarnya tradisi pencak macan secara filosofisnya mempunyai arti sebagai pengingat tentang lika-liku serta konflik perjalanan yang akan dihadapi pasangan pengantin sebagai suami istri dalam menjalani bahterah rumah tangga.
Setidaknya hal itu tergambar dalam peran fisik macan, gendoruwo, monyet dan seorang ulama. Sebagai penghias filosofinya diikutkan pembawa ketopang (kembang mayang seperti dalam ondel-ondel betawi), payung, pontang lima (seperti gadis bali membawa sesaji dalam piring), pembaca sholawat serta pembawa karbit atau obor.
Simbol yang diperankan dalam karakter Macan, merupakan lambang seorang laki-laki yang perkasa yang mempunyai sifat keras seperti macan. Namun, memiliki sikap dan rasa tanggungjawab yang tinggi. Monyet sendiri menggambarkan, seorang perempuan yang lincah, walaupun cerewet, bawel dan suka aneh-aneh. Namun, iya mempunyai sikap yang rajin dalam mengurus rumah tangga. Sedangkan gendoruwo melambangkan sebuah sifat haus dan nafsu (setan, red) yang artinya dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga tidak luput dari perselisihan atau konflik. Hal itu dipicu hawa nafsu akibat godaan setan.
Seni pencak macan, merupakan seni khas warga pesisir utara pulau jawa, dengan segala filosofisnya, yang melambangkan perjalanan manusia dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
seni ini, diperankan tiga sosok, dengan tiga karakter yang berbeda, diantaranya macan, melambangkan seorang suami, dengan semangat pantang menyerah. Monyet, melambangkan, seorang isteri, dengan cita-cita yang luhur, untuk mewujudkan keluarga yang sakinah. dan sosok gondoruwo, atau hantu, melambangkan antara murka, yang akan menggoda perjalanan anak manusia dalam mengarungi bahtera rumah tangganya.
Ngunu Iku Rek Ceritane, Semoga Kesenian Asli Indonesia Gresik Khususnya dapat dilanjutkan oleh generasi penerus bangsa. Dan tidak hanya ada di buku sejarah akan tetapi tetap dilestarikan dengan sebuah tindakan kongkrit sehingga tidak hilang ditelan jaman yang semakin hari semakin edan ini. He he he…..
Komentar
Posting Komentar