Situs Peradaban Islam sebelum Giri Kedaton

         Pemimpin atau tokoh semacam Fatimah binti Maimun bin Hibatallah dan Syech Maulana Malik Ibrahim banyak meninggalkan nilai-nilai dan wujud benda. Berupa ilmu, ajaran, dan bentuk bangunan, yang perlu dipelajari kembali melalui ilmu sejarah. Karena daya nalar pemimpin tersebut sedikit lebih maju dibanding dengan masyarakat sekitarnya. Peninggalan tersebut diantaranya adalah :
  1. Batu nisan Fatimah binti Maimun yang saat ini telah tersimpan di museum Trowulan, Mojokerto. Merupakan sebuah bukti prasasti yang dapat di pelajari untuk dan oleh generasi ke generasi hingga munculnya penafsiran-penafsiran baru yang mendekati kebenaran, dari sejarah-sejarah manusia yang berbeda zaman tapi punya kesamaan pada tiap-tiap tingkah lakunya.
  2. Peninggalan berupa wujud mangkuk, juga merupakan bukti sejarah yang mewakili Fatimah binti Maimun bin Hibatallah, begitu juga adanya kota kuno Leran yang pada tahunnya menjadi pusat peradaban perdagangan antar bangsa-bangsa dunia.
  3. Tambak pangkalan dinamakan tersebut karena memang di tempat tersebut terdapat semacam bekas tempat kapal-kapal para pedagang dari berbagai negara untuk bersandar terus melakukan aktifitas dagang. Dan di tempat itu pula kapal Fatimah binti Maimun dan Syech Maulana Malik Ibrahim merapat dan menyandarkan kapalnya.
  4. Telaga sigaran, memang sebuah nama yang agak berbeda, diantara lingkungan desa Leran yang kebanyakan berupa tambak. Dinamakan telaga karena memang di tempat tersebut dulu digunakan oleh jama’ah masjid Maulana Malik Ibrahim untuk mengambil air wudlu, tapi di pisah (sigar : dalam bahasa Jawa) antara perempuan dengan laki-laki.
  5. Bedug dan batu pondasi. Karena bentuk dan model Masjid Maulana Malik Ibrahim sudah berubah dan mengalami revolusi konstruksi total, maka yang tersisa adalah beberapa batu pondasi serta sisa-sisa kayu yang dikumpulkan dalam satu tempat dan jadi salah satu bukti. Beruntung kondisi bedug sebagai saksi berupa benda masih bisa di selamatkan di museum Sunan Giri.
  6. Mimbar untuk sholat Jum’at, juga berhasil di selamatkan dan sekarang di tempatkan di Masjid Leran. Karena berubahnya fungsi masjid Maulana Malik Ibrahim menjadi sebuah Langgar (musholla) hanya untuk sholat lima waktu dan kegiatan mengaji anak-anak kecil serta ekspresi kesenian Islam seperti diba’an dan hadrah. Meneruskan dan mempertahankan model peradaban sang pendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bundaran GKB Gresik

Bupati Pertama Gresik

WEP ( Wahana Expresi Pusponegoro ) alias Telogo Dendo